“Homeschooling” jadi Pilihan di Tengah Pandemi COVID-19
Yogyakarta: Dalam rangka pencegahan virus COVID-19, kegiatan belajar peserta didik dilaksanakan di rumah (homeschooling). Hal ini sesuai dengan himbauan progam pemerintah untuk pencegahan, penyebaran, memutus mata rantai virus corona namun pendidikan tetap terselenggarakan meskipun tidak di sekolah. Pemerintah dan lembaga terkait harus mencari alternatif lain dalam proses pendidikan bagi peserta yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan seperti biasanya yaitu dengan cara tatap muka.
Penularan yang sangat cepat dan sulitnya untuk mendeteksi orang yang terjangkit virus ini karena masa inkubasi COVID-19 kurang lebih dua minggu menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan. Dikarenakan penularan virus ini dapat melalui kontak antar manusia yang mana kegiatan sosial yang tidak bisa dihindari maka hal ini merupakan penyebab terbesar menyebarnya virus corona.Oleh karena itu, untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini dilakukan beberapa pencegahan utamanya dalam bidang pendidikan yaitu pembelajaran dilakukan dengan sistem homescooling.
Homeschooling merupakan pembelajaran yang dilakukan di rumah dengan pantauan orang tua dan guru. Sejak meluasnya penyebaran virus Corona, homeshooling banyak diterapkan oleh pihak sekolah terutama daerah yang sudah terdampak virus COVID-19.
“Pendidik, orang tua serta peserta didik harus terlibat dalam kegiatan homeschooling ini. Hal ini agar pembelajaran tetap dilakukan walaupun tidak bisa bertatap muka,”kata Diya Permata, salah satu guru SD IT Ukhuwah Islamiyah Kalasan, Senin (21/04/20)
Diya permata sebagai pendidik sudah menerapkan homeshooling.Diya mengampu peserta didik kelas 1 di SD Ukhuwah Islamiyah Kalasan.
“Jadi kita sebagai pendidik, membuat jadwal perhari dan orang tua mendampingi ananda di rumah, kemudian kita memberikan feedback. Untuk pengecekan nilai serta evaluasi dilakukan oleh kita sebagai pendidik,” kata Diya Permata, Senin (21/04/20)
Penerapan homeschooling tentunya memiliki dampak positif dan negative bagi pendidik, orangtua, maupun peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Diya Permata, salah satu guru SD IT Ukhuwah Islamiyah Kalasan.
"Banyak sekali dampak adanya homeschooling. Dampak positifnya yaitu menambah keakraban anak dengan keluarga, orang tua dapat memantau secara langsung bagaimana perkembangan anak dalam proses belajarnya, orang tua lebih memahami cara mendidik anak sehingga lebih santai dalam mengerjakan tugas dirumah. Untuk dampak negatifnya yaitu pendidik tidak bisa ikut andil dalam proses pembelajaran, sehingga terkadang terdaoat kecurangan atau ketidakjujuran dari evaluasi atau penilainya tugasnya, pendidik tidak bisa mengontrol secara langsung bagaimana keadaan di rumah saat pembelajaran, hal ini dikarenakan dirumah kadang anak merasa malas dan tidak taat sedangkan kalau di sekolah anak lebih mau nurut karena ada jadwal pembelajaran yang terstruktur," katanya. (Lisa Tri Utami, dkk)
Post a Comment for "“Homeschooling” jadi Pilihan di Tengah Pandemi COVID-19"
Post a Comment