Memacu Semangat Belajar Siswa dengan Variasi Kelompok Belajar
Kerja kelompok merupakan salah satu alternatif untuk mengaktifkan siswa dalam belajar. Dari kelompok tersebut siswa mendapat kesempatan lebih untuk menunjukkan kemampuannya dan bertukar pikiran dengan teman sekelompok. Kelompok yang dimaksud di sini adalah kelompok-kelompok kecil yang dibentuk di dalam kelas. Yang terpenting dari belajar aktif adalah kegiatan kelompok. Ada beberapa alternatif yang menarik dalam pembentukan kelompok sesuai dengan yang diinginkan siswa atau penetuan jumlah anggota sesuai dengan yang guru inginkan.
1. Puzzle
Puzzle di sini maksudnya berupa teka-teki menyusun potongan gambar. Pembentukan kelompok dengan menggunakan puzzle akan terkesan lebih seru dan siswa bisa bersemangat dari awal pelajaran. Karena permulaan yang berkesan akan berpengaruh pada kegiatan belajar selanjutnya. Puzzle bisa beli ataupun membuat sendiri dengan memotong-motong gambar dari majalah, koran bekas, atau mencetak gambar sendiri; tempelkan potongan-potongan gambar tersebut pada kertas karton tebal; dan potonglah menjadi bentuk, ukuran dan jumlah yang dikehendaki. Pilih jumlah puzzle sesuai dengan jumlah kelompok yang hendak dibentuk. Pisahkan puzzle tersebut, acak-acaklah, dan berikan satu potongan puzzle kepada tiap satu orang siswa. Bila sudah siap membentuk kelompok, perintahkan siswa untuk menempatkan potongan-potongan gambar yang diperlukan agar terbentuk gambar utuh.
2. Menemukan tokoh kartun atau pemeran film terkenal
Alternatif ini sangat menarik perhatian siswa karena tentunya banyak yang suka menonton film, membaca komik, atau mendengarkan cerita dan tentunya menyukai tokoh yang berperan dalam film tersebut (misalnya, Spiderman, Batman, One Piece, Spongebob Squarepants, Tom & Jerry, Mickey Mouse, Winnie The Pooh, Hello Kitty, Marsha & The Bear, Angry Bird). Kegiatan belajar dimulai dari memberikan hal-hal yang disukai siswa dapat meningkatkan belajar aktif. Tulislah nama-nama tokoh fiksional pada kartu indeks sebanyak kelompok yang akan dibentuk. Misalnya ingin membentuk 5 kelompok, maka pilihlah 5 tokoh fiksional dan perbanyak sesuai jumlah siswa. Bagikan satu kartu indeks untuk satu siswa. Jika telah siap membentuk kelompok perintahkan siswa untuk mencari tokoh fiksional yang sama dengan kartu indeks miliknya. Jika telah menemukan anggota kelompoknya, mereka dapat mencari tempat untuk berkumpul.
3. Label nama
Menggunakan label nama merupakan cara simple untuk membentuk kelompok. Gunakan label nama dengan bentuk atau warna yang berbeda untuk menandai pengelompokan yang berbeda.
4. Hari kelahiran
Pembentukan kelompok dengan menggunakan hari kelahiran mungkin akan menghasilkan jumlah anggota yang berbeda-beda. Namun dapat dicoba jika materi pelajaran yang akan diberikan sesuai dengan pola pembentukan kelompok ini. Dan cara ini cocok untuk kelas dalam skala besar. Misalkan kelas yang berisi 60 siswa dan hanya mau dibentuk 3 kelompok. Caranya mudah saja, siswa yang lahir pada (1) Januari, Februari, Maret, dan April; (2) Mei, Juni, Juli, dan Agustus; dan (3) September, Oktober, November, dan Desember.
5. Berhitung
Terkadang ada beberapa guru yang tidak ingin ribet dalam membentuk kelompok belajar. Mungkin ini salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tentukan jumlah kelompok yang dikehendaki. Misalnya 5 kelompok yang ingin dibentuk, sedangkan di kelas ada 20 siswa. Jadi jika ingin terbentuk 5 kelompok saja maka angka yang disebut hanya 1 sampai 4. Perintahkan siswa untuk mulai berhitung menyebut angka 1 sampai 4. Seperti ini polanya; 1-2-3-4; 1-2-3-4; 1-2-3-4; 1-2-3-4; 1-2-3-4. Jadi yang menyebut angka 1 bergabung dengan angka 1, begitu seterusnya.
6. Rasa permen
Pembentukan kelompok tentunya tidak hanya dalam satu atau dua mata pelajaran. Karena semua pelajaran memnuntut agar siswa dapat belajar dengan aktif. Kerja kelompok dapat digunakan pada semua pelajaran. Jika terlalu sering belajar kelompok tentunya alternatif pembentukan kelompok juga harus bervariasi agar siswa tidak bosan. Nah, pembentukan kelompok juga dapat menggunakan rasa permen. Beri siswa masing-masing satu permen bebas gula dengan berbagai rasa untuk menunjukkan pengelompokan. Misal, 3 kelompok bisa terdiri dari permen jahe, permen jeruk, dan permen melon.
7. Menyebutkan nama pahlawan
Penting juga dalam pembentukan kelompok menggunakan materi pelajaran yang akan diajarkan. Semisal mengenang para pahlawan yang telah gugur. Caranya sama dengan alternatif sebelumnya. Tentukan jumlah kelompok dan nama-nama pahlawan yang akan mewakil nama untuk setiap kelompok.
Beberapa alternatif yang disebutkan di atas hanya beberapa saja. Jika para pendidik bisa lebih kreatif lagi dalam menemukan cara-cara untuk pembentukan kelompok bisa juga diterapkan.
Semakin hari kepedulian seorang guru terhadap kepahaman siswa semakin berkurang. Melakukan kegiatan belajar mengajar terkesan hanya sebuah formalitas saja, tidak peduli materi yang disampaikan bisa dimengerti siswa atau tidak. Tidak juga menekankan pada belajar aktif. Memberi kesempatan siswa dengan kerja kelompok merupakan salah satu alternatif untuk belajar aktif. Namun setelah kerja kelompok usai tidak begitu saja dibiarkan. Siswa berhak untuk bertanya, mengklarifikasi hasil kerja kelompok mereka kepada guru.
4. Hari kelahiran
Pembentukan kelompok dengan menggunakan hari kelahiran mungkin akan menghasilkan jumlah anggota yang berbeda-beda. Namun dapat dicoba jika materi pelajaran yang akan diberikan sesuai dengan pola pembentukan kelompok ini. Dan cara ini cocok untuk kelas dalam skala besar. Misalkan kelas yang berisi 60 siswa dan hanya mau dibentuk 3 kelompok. Caranya mudah saja, siswa yang lahir pada (1) Januari, Februari, Maret, dan April; (2) Mei, Juni, Juli, dan Agustus; dan (3) September, Oktober, November, dan Desember.
5. Berhitung
Terkadang ada beberapa guru yang tidak ingin ribet dalam membentuk kelompok belajar. Mungkin ini salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tentukan jumlah kelompok yang dikehendaki. Misalnya 5 kelompok yang ingin dibentuk, sedangkan di kelas ada 20 siswa. Jadi jika ingin terbentuk 5 kelompok saja maka angka yang disebut hanya 1 sampai 4. Perintahkan siswa untuk mulai berhitung menyebut angka 1 sampai 4. Seperti ini polanya; 1-2-3-4; 1-2-3-4; 1-2-3-4; 1-2-3-4; 1-2-3-4. Jadi yang menyebut angka 1 bergabung dengan angka 1, begitu seterusnya.
6. Rasa permen
Pembentukan kelompok tentunya tidak hanya dalam satu atau dua mata pelajaran. Karena semua pelajaran memnuntut agar siswa dapat belajar dengan aktif. Kerja kelompok dapat digunakan pada semua pelajaran. Jika terlalu sering belajar kelompok tentunya alternatif pembentukan kelompok juga harus bervariasi agar siswa tidak bosan. Nah, pembentukan kelompok juga dapat menggunakan rasa permen. Beri siswa masing-masing satu permen bebas gula dengan berbagai rasa untuk menunjukkan pengelompokan. Misal, 3 kelompok bisa terdiri dari permen jahe, permen jeruk, dan permen melon.
7. Menyebutkan nama pahlawan
Penting juga dalam pembentukan kelompok menggunakan materi pelajaran yang akan diajarkan. Semisal mengenang para pahlawan yang telah gugur. Caranya sama dengan alternatif sebelumnya. Tentukan jumlah kelompok dan nama-nama pahlawan yang akan mewakil nama untuk setiap kelompok.
Beberapa alternatif yang disebutkan di atas hanya beberapa saja. Jika para pendidik bisa lebih kreatif lagi dalam menemukan cara-cara untuk pembentukan kelompok bisa juga diterapkan.
Semakin hari kepedulian seorang guru terhadap kepahaman siswa semakin berkurang. Melakukan kegiatan belajar mengajar terkesan hanya sebuah formalitas saja, tidak peduli materi yang disampaikan bisa dimengerti siswa atau tidak. Tidak juga menekankan pada belajar aktif. Memberi kesempatan siswa dengan kerja kelompok merupakan salah satu alternatif untuk belajar aktif. Namun setelah kerja kelompok usai tidak begitu saja dibiarkan. Siswa berhak untuk bertanya, mengklarifikasi hasil kerja kelompok mereka kepada guru.
Referensi buku: Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif – Melvin L. Silberman
sumber gambar: dewipangalila.wordpress.com
Post a Comment for "Memacu Semangat Belajar Siswa dengan Variasi Kelompok Belajar"
Post a Comment