Tiga Langkah Cerdas Untuk Menjadi Guru Idola
Pernahkah anda mempunyai seorang guru yang begitu menginspirasi anda? Seorang guru yang benar-benar anda idolakan karena guru tersebut mampu membawa perubahan signifikan dalam hidup anda. Pernahkah anda mempunyai guru yang membuat anda menjadi seseorang yang merasa dihargai, karena guru tersebut begitu menempatkan anda sebagai siswa yang berharga? Atau anda justru punya kenangan buruk terhadap guru anda karena guru tersebut sering menghardik, memarahi anda atau bahkan main tangan kepada anda?.
Guru dalam terminologi jawa diartikan sebagai "digugu lan ditiru" artinya setiap pribadi guru adalah seseorang yang menjadi panutan dan contoh, baik bagi murid maupun bagi lingkungan sekitar. Terminologi ini membawa dampak psikologis yang luar biasa bagi seseorang yang berprofesi sebagai guru. Guru tidak hanya seseorang yang pandai mengajarkan cara baca tulis dan berpengatahuan, tetapi ia juga sekaligus role model karakter bagi siswa-siswanya.
Karakter merupakan salah satu hal pokok dalam diskursus pendidikan. Usaha-usaha pembelajaran didesain sedemikian rupa agar mampu membentuk karakter pribadi yang cakap dalam menjalani kehidupan. Hal ini juga berarti bahwa guru merupakan satu entitas utama dan pertama untuk menciptakan iklim pendidikan dalam usaha pembentukan karakter mulia seorang siswa. Inilah pentingnya guru menguasai bagaimana ia harus bersikap, berkata, bergaul dan bersosialiasi dengan masyarakat sekolah baik sesama guru, siswa, staf tata usaha dan civitas akademika lainnya.
src pict: mindprogrammingcenter.blogspot.co.id |
Tiga Langkah Cerdas untuk Menjadi Guru Idola
1) Tinggalkan masalah hidup Anda sebelum datang ke sekolah
Setiap orang punya masalah, begitupun juga seorang guru. Berbagai macam cara juga yang ditempuh seseorang dalam menyelesaikan masalahnya, baik diselesaikan sendiri atau meminta bantuan orang lain. Guru sebagai bagian dari masyarakat sudah barang tentu memiliki segudang masalah. Masalah bisa timbul dari keluarganya, dari lingkungan sekitarnya, dari teman-temannya atau bahkan dari rekan sesama guru. Masalah tersebut akan semakin komplek jika tidak segera diselesaikan. Apalagi jika seorang guru datang ke sekolah masih dengan perasaan dongkol atau bahkan marah karena mempunyai masalah yang belum terselesaikan, niscaya guru tersebut akan tidak konsentrasi ketika mengajar.
Tidak hanya itu, guru yang sedang mempunyai masalah pelik biasanya juga akan tidak maksimal dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Imbasnya adalah guru tersebut sering terlihat muram, cemberut bahkan mudah memarahi siswa. Hal ini berakibat terhadap respon siswa kepada guru. Siswa cenderung menjauh dan menghindari guru yang tidak ramah kepadanya, maka guru yang sering masih membawa masalahnya ke sekolah ini akan sulit untuk menjadi guru idola bagi siswanya.
Oleh karena itu seberat apapun masalahnya, akan lebih baik jika guru belajar mengendalikan diri, belajar manajemen masalah sehingga bisa menempatkan dan mengorganisis masalah tersebut. Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan mudah, bahkan ada yang memerlukan waktu yang cukup lama. Namun semua masalah bisa dikendalikan jika kita bisa mengendalikan diri. Artinya guru bisa berusaha untuk melupakan sejenak masalahnya. Sehingga ketika datang ke sekolah ia datang dengan perasaan tenang serta jiwa yang tentram agar mampu berinteraksi maksimal dengan masyarakat sekolah.
Baca Juga:
Cara Ampuh untuk Mengaktifkan Keterlibatan Siswa Sejak Awal Pembelajaran
Masalah Utama Pendidikan Indonesia adalah Guru
Baca Juga:
Cara Ampuh untuk Mengaktifkan Keterlibatan Siswa Sejak Awal Pembelajaran
Masalah Utama Pendidikan Indonesia adalah Guru
2) Jadilah orang terdekat bagi siswa
Siswa mempunyai beraneka ragam perangai dan watak, maka guru harus mempunyai pemahaman tentang hal tersebut. Salah satu karakter siswa yang menyebabkan jarak komunikasi dengan gurunya adalah sifat malu. Ada siswa yang dengan mudah akrab dengan guru, namun ada juga siswa yang merasa canggung ketika berkomunikasi dengan gurunya.
Sikap pemalu ini akan membawa dampak terhadap minimnya komunikasi dengan gurunya. Misalkan saja ketika siswa belum jelas terhadap materi yang dijelaskan oleh gurunya maka ia cenderung tidak bertanya, karena rasa malu telah menjadi blok bagi dirinya padahal ia memerlukan penjelasan yang lebih detail. Hal seperti ini kalau dibiarkan akan menyebabkan distribusi pengetahuan yang tidak merata dalam satu kelas. Biasanya hanya siswa-siswa yang vokal saja yang akan lebih mudah berinteraksi dan berkomunikasi.
Untuk mengatasi hal ini guru bisa melakukan berbagai strategi dalam pembelajaran. Namun yang lebih utama dari itu adalah guru harus berusaha sedekat mungkin dengan siswa terlebih dahulu. Karena jika guru sudah dekat dengan siswa, maka strategi apapun yang dilakukan dalam pembelajaran akan mudah diaplikasikan.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar guru lebih dekat dengan siswa
- Berusaha tersenyum setiap bertemu dengan siswa
- Sabar dalam membimbing dan berkomunikasi dengan siswa
- Hindari intonasi tinggi dalam berkomunikasi secara berlebihan
- Mempunyai selera humor dalam brkomunikasi
- Jadi pendengar yang baik bagi siswa
- Peduli akan permasalahan yang dihadapi siswa
3) Menjadi problem solver bagi setiap permasalahan siswa
Siswa adalah pribadi yang sedah tumbuh dan berkembang dengan sekian permasalahan yang ia hadapi. Ketika datang ke sekolah, siswa membawa berbagai macam masalah juga baik masalah dengan keluarga, masyarakat atau sesama teman pergaulannya. Terkadang siswa datang ke sekolah dalam keadaan yang tidak sepenuhnya siap mengikuti pembelajaran dikarenakan masalah yang ia hadapi.
Guru mempunyai tanggung jawab mengambil peran sebagai problem solver atau penyelesai masalah bagi setiap permasalahan siswa. Maka jika guru mengetahui siswanya tersebut mempunyai masalha, sebisa mungkin ia harus segera mencarikan solusinya. Pemahaman yang justru keliru adalah, jika siswa mempunyai masalah ia harus segera bertemu dengan guru BK. Bisa jadi hal ini justru akan membuat siswa semakin kompleks masalahnya, tidak semua siswa mau berbagai setiap permasalahan hidupnya kepada guru BK. Terlebih lagi pemahaman yang beredar di internal siswa adalah bahwa siswa yang datang ke guru BK adalah siswa "bermasalah" bukan siswa yang mempunyai masalah.
Guru yang peduli terhadap masalah siswanya dan mampu menyelesaikannya akan menjadi guru yang mudah diterima hadirnya di hadapan siswa. Ketika berinteraksi siswa akan merasa aman dan nyaman karena apa yang ia ungkapkan ke gurunya akan mendapatkan solusi. Sedangkan guru yang cenderung cuek terhadap masalah siswa, atau juga guru yang tidak bisa memberikan solusi atas permasalahan siswa ia akan dijauhi oleh siswa dan tidak akan diidolakan oleh siswa.
Tiga langkah dasar di atas merupakan sebagian kecil dari langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh seorang guru yang ingin menjadi idola bagi siswanya. kenapa guru harus menjadi idola siswanya? Karena dengan menjadi idola artinya guru tersebut menjadi acuan siswa dalam bertingkah laku. Jika guru tidak mampu menjadi idola siswanya, bisa jadi siswa akan mengidolakan figur-figur di luar sana yang justru akan mendorong siswa kepada hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Post a Comment for "Tiga Langkah Cerdas Untuk Menjadi Guru Idola"
Post a Comment