Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Guru Idola yang Lebih Dekat dengan Siswa

Siswa sebagai pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang, mempunyai beraneka ragam perangai dan watak yang bisa dipengaruhi oleh berbagai macam hal di lingkungannya. Hal ini selayaknya dipahami oleh seorang guru agar dapat menyiapkan diri serta mengambil tindakan yang tepat jika menghadapi siswa dengan berbagai macam persoalannya.

Siswa yang bisa membuka mental blok maka akan lebih mudah akrab dengan guru, namun siswa yang belum bisa menghilangkan mental blok dalam dirinya akan cenderung tertutup, menjadi pendiam bahkan pemalu. Sifat pemalu dan pendiam adalah beberapa karakter siswa yang menjadikannya jarang berkomunikasi dengan gurunya, ataupun jika ia berkomunikasi lebih seringnya adalah dengan merasa canggung bahkan salah tingkah.

senyum
src img: www.jezebel.com

Sikap  pemalu dan pendiam ini akan membawa dampak terhadap minimnya komunikasi dengan gurunya yang berakibat juga akan menjadi terhambatnya penyampaian informasi atau penyerapan informasi dari guru. Misalkan saja ketika siswa belum jelas terhadap materi yang dijelaskan oleh gurunya maka ia cenderung tidak akan bertanya, meskipun ia sadar bahwa ia belum paham dan memerlukan penjelasan yang lebih detail. Hal seperti ini kalau dibiarkan akan menyebabkan distribusi pengetahuan yang tidak merata dalam satu kelas. Biasanya hanya siswa-siswa yang vokal saja yang akan lebih mudah berinteraksi dan berkomunikasi serta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang lebih banyak

Untuk mengatasi hal ini,  guru bisa melakukan berbagai strategi dalam pembelajaran yang lebih variatif serta mampu mendekatkan kepada siswanya. Namun yang lebih utama dari itu semua adalah gurunya itu sendiri harus berusaha sedekat mungkin dengan siswa terlebih dahulu. Karena jika guru sudah lebih dekat dengan siswa, maka strategi apapun yang dilakukan dalam pembelajaran akan mudah diaplikasikan dan lebih mudah untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang diinginkan.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar guru lebih dekat dengan siswa:

 

  • Berusaha tersenyum dan menghadirkan kebahagiaan
Tidak bisa dipungkiri bahwa guru juga mempunyai berbagai macam persoalan selain persoalan mengajarnya, permasalahan ini bisa muncul baik dengan keluarganya maupun dengan orang-orang disekitarnya. Namun jika permasalahan tersebut sampai dibawa ke sekolah maka hal ini akan menjadi masalah besar dalam usaha menjadi guru idola yang lebih dekat dengan siswa. Apapun permasalahan yang sedang dihadapi, tentunya akan sanagat bijaksana jika guru mampu memanajemen emosinya.

Permasalahan yang masih terpendam dalam diri akan mengakibatkan ekspresi seseorang menjadi lebih muram, kadang juga diekspresikan dengan muka cemberut bahkan sikap yang tidak enak dipandang mata. Disinilah pentingnya guru menguasai manajemen emosi, sehingga dalam kondisi apapun guru harus bisa untuk tetap tersenyum menghadirkan kebahagiaan di depan para siswa-siswinya. Guru yang senantiasa tersenyum ketika bertatap muka dengan orang lain akan lebih mudah berbekas di hati siswa. Siswa akan menempatkan kehadiran guru dalam dirinya sebagai seseorang yang lebih dekat, sehingga siswa akan lebih nyaman dengan gurunya tersebut. Guru yang mudah tersenyum dan menghadirkan kebahagiaan seperti ini akan dijadikan sebagai guru idola bagi siswa-siswinya.

  • Sabar dalam membimbing dan berkomunikasi dengan siswa
Sebandel dan senakal apapun siswa harus dijadikan sebagai tantangan bagi guru dalam membimbingnya, bukan malah dijadikan sebagai hambatan yang justru ditangani dengan cara yang tidak tepat.  Mulailah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, yaitu komunikasi yang lebih mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Bimbing mereka dengan bahasa yang mengesankan dan menggugah semangat, hindari bahasa yang terkesan memojokkan atau mengerdilkan siswa. Guru yang sabar dalam membimbing siswa akan lebih mudah dekat dengan siswanya. Tentunya hal ini akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan proses belajar-mengajar.

  • Hindari intonasi tinggi dalam berkomunikasi secara berlebihan
Intonasi tinggi dalam berbicara akan terkesan sebagai bentakan atau ekspresi rasa marah. Jika dalam mengajar atau berkomunikasi sehari-hari dengan siswa menggunakan intonasi tinggi akan mengakibatkan penerimaan siswa yang keliru. Hal ini akan berpengaruh negatif kepada kesiapan dan kemauan siswa itu sendiri terhadap penerimaan informasi yang disampaikan guru. Sebagus apapun informasi yang disampaikan, namun jika disampaikan dengan pola komunikasi yang salah, tidak akan menghasilkan pengetahuan yang maksimal. Sebalikanya jika disampaikan dengan lemah lembut serta penuh penghargaan kepada yang diajak bicara, akan lebih mudah penerimaan pengetahuannya.

Baca Juga:
Modifikasi Metode Ceramah yang Dianggap Kuno Menjadi Efektif dalam Pembelajaran
Mengenal Mental Block dan Cara Mengatasinya

  • Mempunyai selera humor dalam berkomunikasi 
Mempunyai selera humor bukan berarti menjadi pelawak. Humor adalah bumbu dalam komunikasi. Humor juga bisa dijadikan sebagai pemecah kebuntuan dalam berkomunikasi. Siswa yang susah berkonsentrasi dengan pembelajaran, bisa diatasi dengan disajikan humor terlebih dahulu sebelum kelas dimulai agar siswa bisa menyiapkan dirinya untuk mengikti pembelajaran. Guru yang mempunyai selera humor tentu akan lebih dekat dengan siswa, karena ketika siswa merasa buntu pemikirannya atau merasa kesulitan dalam belajar, humor akan menjadi obat untuk merilekskan kembali pikirannya. Dengan begitu maka guru yang mempunyai selera humor akan lebih mudah diterima untuk hadir di hadapan siswa-siswanya.

  • Jadi pendengar yang baik bagi siswa
Berbicara yang baik itu mudah, namun tidak dengan mendengar yang baik. Hampir setiap rang mempunyai kecenderungan untuk berargumen atau berkomentar pada setiap hal yang ditemuinya. Guru juga selayaknya menempatkan dirinya sebagai pendengar yang baik bagi siswanya. Seringkali siswa mempunyai sekian masalah yang bingung untuk diceritakan kepada siapa. Jika guru tidak membuka diri terhadap pembicaraan siswa, maka sama saja guru tidak mau mendengarkan masalah mereka. Hal ini juga berarti bahwa guru tidak mampu menjadi orang yang dekat dengan siswa yang nantinya akan berpengaruh kepada bagaimana komunikasi yang baik antara guru dan siswa.

  • Peduli akan permasalahan yang dihadapi siswa
Tidak hanya guru yang mempunyai masalah, tetapi siswa juga mempunyai banyak masalah baik tetnag sekolah sendiri, tentang pelajaran, tentang keluarganya, tentang mimpi dan harapan mereka, tentang teman-teman dan pergaulannya, serta berbagai masalah lain. Disinilah peran penting guru, bahwa tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan pengetahuan, tetaqpi guru juga sekaligus problem solver atas permasalahan siswa. 

Kepedulian guru kepada siswanya bisa dimulai dengan menjalin komunikasi dengan siswa selain membahas pelajaran yang diberikan. Hal ini perlu ditempuh agar siswa mau membuka diri atas masalah yang ia hadapi, sehingga guru lebih mudah ketika ingin ikut membantu menyelesaikan permsalahan tersebut. Tidak benar anggapan bahwa tugas problem solver hanyalah tugas seorang guru BK/BP. Faktanya tidak semua siswa mau berkonsultasi atas permasalahannya kepada guru BK/BP, oleh karena itu peduli dan berusaha menyelesaikan permsalahan siswa menjadi tugas bagi semua guru. Guru yang dianggap peduli kepada siswanya serta mampu menjawab setiap permasalahan yang dihadapi oleh siswa, akan lebih mudah diterima oleh siswa, sehingga sangat terbuka lebar kemungkinan  bagi guru tersebut untuk menjadi guru idola bagi siswa-siswinya.  


    Post a Comment for "Menjadi Guru Idola yang Lebih Dekat dengan Siswa"