Menemukan Mutiara dalam Diri Anak
Si buruk rupa
Suatu hari aku bertemu dengannya di halaman sekolah.
Aku bertanya padanya mengapa dia begitu bermuka buruk, tak enak dipandang,
tidakkah ia ingin cantik.
Dia mengerutkan keningnya dan menatapku dalam-dalam.
”Bagiku aku cukup cantik”, katanya,
“seperti kamu cukup cantik buatmu.”
Penggalan cerita di atas menunjukkan rasa percaya diri si buruk rupa dan tidak merasa gelisah karena tidak secantik temannya. Sikap ini akan ditunjukkan anak-anak kita bila kita menghargai kekurangan setiap anak yang tentunya di samping kekurangan yang dimilikinya, ada kelebihan padanya.
Kepribadian anak akan terbentuk lebih mudah dengan memberikan contoh langsung dibandingkan hanya memberikan teorinya saja. Sudahkah orang tua, guru dan orang dewasa lainnya memberikan teladan bagi anak-anaknya?
Suatu hari aku bertemu dengannya di halaman sekolah.
Aku bertanya padanya mengapa dia begitu bermuka buruk, tak enak dipandang,
tidakkah ia ingin cantik.
Dia mengerutkan keningnya dan menatapku dalam-dalam.
”Bagiku aku cukup cantik”, katanya,
“seperti kamu cukup cantik buatmu.”
Penggalan cerita di atas menunjukkan rasa percaya diri si buruk rupa dan tidak merasa gelisah karena tidak secantik temannya. Sikap ini akan ditunjukkan anak-anak kita bila kita menghargai kekurangan setiap anak yang tentunya di samping kekurangan yang dimilikinya, ada kelebihan padanya.
Kepribadian anak akan terbentuk lebih mudah dengan memberikan contoh langsung dibandingkan hanya memberikan teorinya saja. Sudahkah orang tua, guru dan orang dewasa lainnya memberikan teladan bagi anak-anaknya?
Rasa percaya diri merupakan salah satu modal untuk menumbuhkan motivasi berprestasi pada anak. Sebagai contoh, seorang anak menggambar buah semangka kemudian diberi warna ungu, jangan seketika itu juga anak disalahkan, karena jika serta-merta disalahkan anak akan malu dan enggan untuk berkreasi. Cobalah berikan pertanyaan mengapa semangka berwana ungu, bukankah biasanya semangka berwarna merah? Bisa jadi anak tersebut sedang berimajinasi bagaimana jika buah semangka tidak hanya memiliki satu warna, karena kenyataannya memang ada warna selain merah, semangka kuning.
Baca Juga:
Di samping memupuk rasa percaya diri, peran orang tua sangat penting untuk membantu menemukan jati diri anak. Ada banyak alternatif kegiatan pengayaan yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut.
1. Membaca Menambah informasi tentang bakat seorang anak, bisa diperoleh dari buku. Dengan informasi yang diperoleh, anak akan semakin mengenal jauh tentang dirinya, dan apa yang bisa dia lakukan dengan gift yang dimilikinya. Pendidik bisa membantu untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung dari bacaan-bacaan yang ada, dan menemukan korelasinya dengan kehidupan sehari-hari anak tersebut.
2. Menulis
Segala sesuatu yang mereka rasakan dan pikirkan, dapat dituangkan ke dalam suatu bentuk tulisan atau karangan. Dengan tulisan itu, anak dapat mengembangkan imajinasinya, selain sebagai sarana aktualisasi diri.
3. Sosial Budaya
Kenakalan anak pada berbagai bentuk kehidupan sosial dan permasalahannya, serta kekayaan budaya yang begitu beragam. Hal ini akan memancing keinginan anak untuk menjadi bagian dalam keanekaragaman sosial budaya yang ia jumpai.
4. Pengetahuan Alam
Meneliti sesuatu secara seksama, akan melatih ketekunan dan kesabaran si anak, selain menambah pengetahuan. Anak bisa punya kesempatan untuk mencurahkan daya kreativitasnya dan bereksperimen sesuka hati. Dengan demikian, mereka akan belajar bagaiamana mengaplikasikan keberbakatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari situ.
5. Kesenian
6. Belajar Kelompok
Yang dimaksud di sini adalah belajar dalam satu kelompok kecil dengan kesamaan bakat. Hal ini akan mempermudah pemusatan perhatian dan pengamatan kemajuan dari kelompok itu. Pendamping kelompok kecil ini sudah pasti adalah seorang pendidik yang memiliki intelegensi tinggi dan menguasai bidang bakat anak didiknya. Pendidik akan mudah melakukan pendekatan yang intensif sehingga kebutuhan anak didik bisa dipenuhi semaksimal mungkin.
Walaupun pendampingan terhadap anak yang berbakat di Indonesia secra formal belum maksimal, namun dari kegiatan-kegiatan di atas, potensi keberbakatan anak bisa dimaksimalkan. Namun demikian, setiap anak pada dasarnya merupakan pribadi yang unik. Kekhasan dan keunikan yang ada pada mereka, akan membentuk sebuah jati diri. Orang tua seharusnya menjadi pihak yang paling mengenali potensi anak. Dengan begitu, orang tua dapat menemukan “mutiara-mutiara” dalam diri mereka untuk kemudian menggosoknya hingga sinarnya memancar dan terlihat oleh semua orang.
Warna-warni Kecerdasan Anak, Tim Pustaka Famili
sumber gambar: blog.awalbros.com, blog.lazada.co.id
Post a Comment for "Menemukan Mutiara dalam Diri Anak"
Post a Comment