Belajar Tidaklah Cukup hanya dengan Mendengarkan atau Melihat Sesuatu
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna. Meski demikian tetap saja terdapat kelemahan dan kekurangan pada setiap orang. Ada beberapa alasan mengapa sebagian orang cenderung lupa dengan apa yang mereka dengar. Berbicara mengenai hal ini, yang paling sering terjadi adalah pada kegiatan belajar mengajar disekolah. Ketika seorang guru menjelaskan dan siswa mendengarkan. Salah satu alasan yang paling menarik ada kaitannya dengan tingkat kecepatan guru dan tingkat kecepatan pendengaran siswa. Seorang ilmuwan Konfusius pernah memberikan tiga kata bijak yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, apa yang saya dengar, saya lupa. Kedua, apa yang saya lihat, saya ingat. Ketiga, apa yang saya kerjakan, saya pahami. Kata-kata tersebut membuktikan bahwasannya belajar aktif itu sangat efektif dan lebih mudah untuk digunakan dalam belajar.
Ketika guru berbicara di kelas dengan kecepatan biasa, kemudian siswa mendengarkan dengan tingkat kecepatan biasa belum tentu apa yang dibicarakan guru akan ditangkap semua oleh siswa, bahkan setengahnya saja tidak. Mengapa demikian? Ini tergantung pada masing-masing kemampuan siswa di kelas. Jika siswa berkonsentrasi penuh selama guru menjelaskan kemungkinan besar hanya setengah dari penjelasan yang akan diterima, karena selama proses mendengarkan siswa juga berpikir banyak hal, sekalipun ia berkonsentrasi tetap saja pikirannya tidak bisa fokus pada satu hal saja. Penelitian menunjukkan bahwa ketika siswa mendengarkan guru berbicara dalam waktu berkepanjangan, siswa cenderung menjadi jenuh, dan pikiran mereka berkelana kemana-mana.
Baca Juga:
Dengan menambahkan media visual pada penyajian materi pelajaran, ingatan akan meningkat setidaknya 14 hingga 38 persen (Pike, 1989). Penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan hingga 200 persen ketika digunakan media visual dalam mengajarkan kosa kata. Tidak hanya itu, waktu yang diperlukan untuk menyajikan sebuah konsep dapat berkurang hingga 40 persen ketika media visual digunakan untuk mendukung presentasi lisan. Sebuah gambar barangkali tidak memiliki ribuan kata, namun ia tiga kali lebih efektif ketimbang kata-kata saja. Ketika pengajaran memiliki dimensi audiotori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat berkat kedua sistem penyampaian itu. Sebagai siswa, mereka lebih menyukai satu cara penyampaian ketimbang cara yang lain. Dengan menggunakan keduanya, kita memiliki peluang yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dari beberapa tipe siswa. Namun demikian, belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu.
Ketika guru berbicara di kelas dengan kecepatan biasa, kemudian siswa mendengarkan dengan tingkat kecepatan biasa belum tentu apa yang dibicarakan guru akan ditangkap semua oleh siswa, bahkan setengahnya saja tidak. Mengapa demikian? Ini tergantung pada masing-masing kemampuan siswa di kelas. Jika siswa berkonsentrasi penuh selama guru menjelaskan kemungkinan besar hanya setengah dari penjelasan yang akan diterima, karena selama proses mendengarkan siswa juga berpikir banyak hal, sekalipun ia berkonsentrasi tetap saja pikirannya tidak bisa fokus pada satu hal saja. Penelitian menunjukkan bahwa ketika siswa mendengarkan guru berbicara dalam waktu berkepanjangan, siswa cenderung menjadi jenuh, dan pikiran mereka berkelana kemana-mana.
Tidak hanya dalam sekolah saja, kegiatan atau aktivitas yang berbicara dan mendengarkan, seperti kuliah, seminar, kursus, dsb, jika kegiatan hanya berisikan ceramah saja maka pihak yang mendengarkan akan jenuh dan kurang menaruh perhatian selama kegiatan berlangsung. Semisal dalam perkuliahan, mahasiswa yang mendengarkan dosen berbicara, di awal perkuliahan mungkin dapat mengingat sepertiga dari apa yang dijelaskan, namun dalam menit-menit terakhir mahasiswa tersebut hanya dapat mengingat seperempat dari materi kuliah. Dengan demikian, sekali lagi belajar aktif solusi yang paling efektif untuk mengatasi hal ini.
Baca Juga:
Dengan menambahkan media visual pada penyajian materi pelajaran, ingatan akan meningkat setidaknya 14 hingga 38 persen (Pike, 1989). Penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan hingga 200 persen ketika digunakan media visual dalam mengajarkan kosa kata. Tidak hanya itu, waktu yang diperlukan untuk menyajikan sebuah konsep dapat berkurang hingga 40 persen ketika media visual digunakan untuk mendukung presentasi lisan. Sebuah gambar barangkali tidak memiliki ribuan kata, namun ia tiga kali lebih efektif ketimbang kata-kata saja. Ketika pengajaran memiliki dimensi audiotori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat berkat kedua sistem penyampaian itu. Sebagai siswa, mereka lebih menyukai satu cara penyampaian ketimbang cara yang lain. Dengan menggunakan keduanya, kita memiliki peluang yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dari beberapa tipe siswa. Namun demikian, belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu.
sumber gambar: imamrahmanto.com
Post a Comment for "Belajar Tidaklah Cukup hanya dengan Mendengarkan atau Melihat Sesuatu"
Post a Comment