Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Empat Kompetensi Pendidikan di Era Digital

Rasanya memang tidak ada habis-habisnya jika membahas istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi. Memasuki abad 21, teknologi telah menjelma amunisi yang mampu membius segala sektor kehidupan. Teknologi telah membawa banyak perubahan termasuk dalam sektor pendidikan dan kebudayaan. Pekerjaan dan program-program pendidikan tidak lagi diselesaikan dengan  cara-cara yang merepotkan dan melelahkan, namun dengan cara dan upaya yang bersifat efektif dan efisien. Itulah suguhan yang cukup menantang bagi tubuh pendidikan. Pro dan kontra transformasi abad 21 ini pun cukup mengundang perhatian.

Bukan bermaksud menjadikan teknologi sebagai segalanya, namun faktanya teknologi telah menjanjikan berbagai macam kemudahan dan juga kenyamanan. Tak ada yang bisa menentang adanya kemajuan zaman maupun perubahan substansi yang ada di dalamnya, yang perlu menjadi perhatian adalah jangan sampai kemajuan itu justru membuat kita beralih menuju arah negatif dikarenakan kegagalan memahami serta memanfaatkan teknologi, namun seharusnya teknologi mampu membawa kehidupan yang lebih manusiwai.

Masih ada yang menyalahkan keberadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi abad 21?
Saatnya anda rubah mindset anda, bahwa mungkin anda lah yang tidak siap hidup pada jaman yang penuh dengan inovasi dan kemajuan ini.

teknologi dalam dunia pendidikan
(sumber gambar: www.eschoolnews.com)


Kemajuan teknologi telah membawa perubahan signifikan pada sektor pendidikan dan pembelajaran. Digitalisasi informasi, merupakan satu produk nyata yang telah mencerminkan wajah baru dunia pendidikan saat ini. Informasi pendidikan terkini bisa diakses dengan mudah dan cepat, berbagai macam teknologi pembelajaran dan teknologi pendidikan yang mendukung metodologi pembelajaran beredar dipasaran, mau tidak mau hal ini akan mempengaruhi sistem pendidikan.

Kemajuan teknologi dalam sektor pendidikan membawa dampak postif bagi transformasi pendidikan di era digital ini. Namun tak bisa dihindari juga bahwa beberapa masalah pendidikan tetap saja masih menjadi pembahasan yang perlu segera dicarikan solusinya, misalkan saja masalah kesiapan sumber daya manusia sendiri.

Dalam Seminar Transformation and 21st Century Learning, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan mengatakan:
“Anak-anak kita sekarang sudah menjadi generasi abad 21, namun guru-gurunya masih pada abad 20. Tantangan kita adalah bagaimana bisa mengajak hijrah bersama-sama dari pola industrial menuju pembelajaran digital, dimana anak-anak kita sudah ada di sana.”

Dalam acara tersbeut, Mendikbud juga menjelaskan setidaknya ada empat kompetensi dalam pendidikan era digital ini, yaitu Critical Thinking and Problem Solving, Creativity, Communication Skills, dan Ability to Work Collaboratively. 

Critical Thinking and Problem Solving

Kompetensi pendidikan di era digital yang pertama adalah Critical Thinking and Problem Solving  yang berarti berpikir kritis dalam pemecahan masalah. Pemikiran yang kritis merupakan salah satu modal mapping pada setiap orang. Berpikir kritis berfokus pada berpikir logis tanpa mengeluarkan banyak energi negatif dan kemarahan. Sehingga melalui alur berpikir yang baik, seseorang diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan yang ada menggunakan caranya yang logis. Terlebih lagi, saat ini banyak perangkat yang canggih yang mampu diaplikasikan oleh siswa.

Creativity 

Kompetensi kedua ini berkaitan dengan kreativitas seseorang dalam mengolah berbagai isu yang ada. Ada banyak cara yang ditawarkan dalam mengolah, tergantung bagaimana kita mencari inovasi dan menggunakan kreasi masing-masing agar menarik. Sebagai contoh, ada sebuah permasalahan, dan kita dituntut untuk memecahkan masalah tersebut. Ada beberapa pilihan dan cara, namun cara tersebut bukan cara yang efisien. Maka dari itu, kreativitas dan keaneka ragaman inovasi selalu dibutuhkan untuk merubahnya menjadi pendidikan yang tepat guna.

Communication Skills  

Kompetensi ketiga ini berkaitan dengan kecakapan dalam berkomunikasi. Semakin berkembangnya zaman, semakin luas pula ruang lingkup bahasa dan bahasan dunia. Bukan hanya sekedar berbicara yang sopan dan sesuai dengan EYD. Namun wawasan yang luas juga dibutuhkan supaya komunikasi dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya fasilitas di era digital ini, bukan alasan lagi untuk tidak mengetahui berbagai perkembangan lokal maupun dunia. Cara beromunikasi yang baik juga menandakan kepandaian seseorang dalam pemilihan verbal. Sehingga lawan bicara pun tak akan meremehkan setiap topik pembicaraan. Dalam pembelajaran era digital, setiap orang dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik supaya tidak salah dalam penyampaian informasi.

Ability to Work Collaboratively  

Kompetensi keempat adalah kemampuan untuk bekerja sama. Tidak semua orang mampu cepat akrab dan beradaptasi dengan lawan bicaranya. Banyaknya media sosial di era ini, menjadikan seseorang mampu bekerja sama hingga berdiskusi dalam suatu grup. Bekerja sama dianggap sebagai suatu keharusan dalam mencapai tujuan secara serempak. Dalam menyikapi pendidikan era digital ini, guru seharusnya mampu berkolaborasi dengan siswa dan siswa mampu berkolaborasi dengan temannya dalam melakukan hal positif. Sehingga tidak ada lagi individualisme dan egois yang berkepanjangan. 

Tentunya selain empat kompetensi di atas, masih banyak kompetensi lagi yang harus dikembangkan dalam dunia pendidikan selama kompetensi tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan. Misalkan saja kompetensi budaya. Warga yang baik adalah warga yang menjaga budayanya. Seperti kutipan jawa “Anglaras Ilining Banyu. Angeli Ananging Ora Keli”. Kompetensi budaya ini penting untuk dikuasai oleh siapa saja agar memiliki daya saing dalam percaturan dunia digital yang semakin terbuka ini. Kompetensi budaya akan manjadikan seseorang teguh dalam menjaga budayanya sehingga tidak mudah tergerus oleh arus kemajuan yang destruktif.

Post a Comment for " Empat Kompetensi Pendidikan di Era Digital"