Provokasi untuk Membangun Manajeman Kelas yang Lebih Baik
Siswa masa kini menghadapi dunia di mana terdapat pengetahuan yang luas, perubahan pesat, dan ketidakpastian, mereka bisa mengalami kegelisahan dan bersikap defensif. Abraham Moslow mengajarkan kepada kita bahwa manusia memiliki dua kumpulan kekuatan atau kebutuhan, yang satu berupaya untuk tumbuh dan yang lain condong kepada keamanan. Orang yang dihadapkan pada kedua kebutuhan ini akan memilih keamanan ketimbang pertumbuhan. Salah satu cara utama untuk mendapatkan rasa aman adalah menjalin hubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok. Perasaan saling memiliki ini memungkinkan siswa untuk menghadapi tantangan. Ketika mereka belajar bersama teman, bukannya sendirian, mereka mendapatkan dukungan emosional dan intelektual yang memungkinkan mereka melampaui ambang pengetahuan dan keterampilan mereka yang sekarang.
src img: pixbam.com |
Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka tugas yang menuntut mereka untuk bergantung satu sama lain dalam mengerjakannya merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi cenderung lebih terlibat dalam kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya bersama teman-teman. Begitu terlibat, mereka juga langsung memiliki kebutuhan untuk membicarakan apa yang mereka alami bersama teman, yang mengarah kepada hubungan-hubungan lebih lanjut. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok-kecil akan memungkinkan guru untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus.
Baca juga
Masalah Utama Pendidikan Indonesia adalah Guru
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif, salah satunya dengan “pendekorasian interior”, dengan mengubah posisi tempat duduk, bisa menjadikan hal yang menyenangkan dan menantang untuk kegiatan belajar aktif. Perabotan di dalam kelas bisa disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda. Jika guru ingin melakukan hal ini, mintalah siswa untuk membantu memindahkan meja dan kursi. Hal itu juga membuat mereka aktif. Sebagian besar tata-letak yang disajikan di sini tidak dimaksudkan sebagai formasi yang permanen. Jika perabotan di kelas bisa dipindah-pindah, maka sangatlah mungkin untuk menerapkan beberapa tata-letak yang sesuai. Ada beberapa formasi tempat duduk yang dapat didekorasi:
1. Formasi U
Lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif, salah satunya dengan “pendekorasian interior”, dengan mengubah posisi tempat duduk, bisa menjadikan hal yang menyenangkan dan menantang untuk kegiatan belajar aktif. Perabotan di dalam kelas bisa disusun ulang untuk menciptakan formasi yang berbeda. Jika guru ingin melakukan hal ini, mintalah siswa untuk membantu memindahkan meja dan kursi. Hal itu juga membuat mereka aktif. Sebagian besar tata-letak yang disajikan di sini tidak dimaksudkan sebagai formasi yang permanen. Jika perabotan di kelas bisa dipindah-pindah, maka sangatlah mungkin untuk menerapkan beberapa tata-letak yang sesuai. Ada beberapa formasi tempat duduk yang dapat didekorasi:
1. Formasi U
Bangku ditata dengan formasi U ini sangatlah serbaguna. Dengan formasi U siswa dapat saling berhadapan dengan siswa lainnya, dapat melihat media dan guru dengan mudah, dan mudah juga untuk dipasangkan sebagai kelompok kecil. Susunan bangku ini cocok untuk mendistribusikan buku pelajaran dengan cepat kepada siswa karena guru dapat memasuki sisi dalam dari formasi U ini dan berjalan menuju titik yang berbeda dengan membawa materi pelajaran.
Mengelompokkan meja secara melingkar di dalam kelas memungkinkan untuk meningkatkan interaksi tim. Bangku dapat ditempatkan untuk membentuk formasi yang paling akrab. Jika ini dapat dilakukan, maka beberapa siswa harus memutar kursi mereka agar menghadap ke depan kelas supaya bisa melihat guru dan papan tulis.
Formasi ini sangat baik bila mejanya relatif bundar atau persegi. Formasi ini meminimalkan dominasi guru dan memaksimalkan peran siswa. Meja berbentuk persegi panjang bisa menciptakan kesan formal jika guru berada di ujung meja.
4. Lingkaran
Interaksi tatap muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar. Bila ada ruang lingkaran yang memadai, siswa bisa langsung menata kursi mereka secara cepat menjadi banyak formasi sub-kelompok.
4. Lingkaran
Interaksi tatap muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok besar. Bila ada ruang lingkaran yang memadai, siswa bisa langsung menata kursi mereka secara cepat menjadi banyak formasi sub-kelompok.
5. Kelompok pada Kelompok
Formasi ini memungkinkan untuk bisa melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat, atau melakukan pengamatan aktivitas kelompok. Desain yang paling umum terdiri dari formasi lingkaran kursi. Atau bisa juga menempatkan meja di tengah-tengahnya, yang dikelilingi dengan kursi.
Formasi ini memungkinkan untuk bisa melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat, atau melakukan pengamatan aktivitas kelompok. Desain yang paling umum terdiri dari formasi lingkaran kursi. Atau bisa juga menempatkan meja di tengah-tengahnya, yang dikelilingi dengan kursi.
Formasi ini cocok untuk lingkungan aktif khas laboratorium di mana siswa duduk di ruang kerja untuk mengerjakan soal atau tugas segera setelah ditunjukkan caranya. Cara yang bagus untuk mendorong kemitraan dalam belajar adalah dengan menempatkan dua siswa pada tempat kerja yang sama.
7. Breakout grouping /pengelompokan berpencarJika ruang kelas cukup besar atau jika tersedia tempat di ruang sebelah, tempatkanlah (bila memungkinkan) meja dan/atau kursi yang bisa digunakan oleh sub-sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis tim. Usahakan agar susunan berpencar ini cukup berjauhan agar tim-tim yang ada tidak saling mengganggu. Namun hindarilah pemencaran yang terlalu jauh agar tidak kesulitan untuk melakukan hubungan antar tim.
7. Breakout grouping /pengelompokan berpencarJika ruang kelas cukup besar atau jika tersedia tempat di ruang sebelah, tempatkanlah (bila memungkinkan) meja dan/atau kursi yang bisa digunakan oleh sub-sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis tim. Usahakan agar susunan berpencar ini cukup berjauhan agar tim-tim yang ada tidak saling mengganggu. Namun hindarilah pemencaran yang terlalu jauh agar tidak kesulitan untuk melakukan hubungan antar tim.
Referensi buku: Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif – Melvin L. Silberman
sumber gambar: udinjuhrodin.byethost3.com
Lathifah Vajarini
Post a Comment for "Provokasi untuk Membangun Manajeman Kelas yang Lebih Baik"
Post a Comment